Politik Reshuffle, Lepas Tanggung Jawab, Dan Hilangnya Wibawa Negara

Foto : (Istimewa)

Dilihat dari perjalanan politik zaman now, semakin hitam dan busuk dalam implementasinya pada roda pemerintahan. Sejak Presiden Soeharto mengundurkan diri, silih berganti pemimpin yang ambisius dan haus kekuasaan. Proses pergantian zaman orde baru menjadi reformasi membuka peluang sebesar besarnya bagi penjilat, perampok, pengemplang yang bisa kita katakan “ gerombolan tikus berdasi “ yang menodai bangsa dan negara ini. Sistim pergantian (Reshuffle) kabinet menteri, menjadi momok “ manipulasi “ politik penguasa untuk melepaskan tanggung jawab kesalahan pemimpin. Menteri yang di pilih dan ditunjuk oleh presiden, akan menanggung akibat kesalahannya tanpa ada tanggung jawab atas apa yang sudah ia tentukan.

Coba kita lihat dari era Presiden Megawati hingga Jokowi, tidak ubahnya seperti pepatah yang mengatakan “ keluar dari kandang curut masuk ke kandang tikus. “

Read More

Hal ini menandakan bahwa, kegagalan demi kegagalan telah di torehkan dalam membenahi birokrasi pemerintahan dalam hal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Pada saat pemerintahan presiden Megawati, ada tiga menterinya yang terjerat kasus korupsi. Yakni, Rohmin Daruri yang menjabat (Menteri Kelautan Dan Perikanan) dalam kasus korupsi Nonbudgeter KKP senilai Rp. 31 miliar. Kedua, Ahmad Sujudi (Menteri Kesehatan) dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) senilai Rp. 104. 47 miliar. Ketiga, Hari Sabarno (Menteri Dalam Negeri) dalam kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (Damkar) senilai Rp. 97,2 miliar. Selanjutnya, di reshuffle dan lepas tanggung jawab Presiden. Hutang negara tetap bertambah banyak.

Sementara di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ada lima menterinya yang terjerat kasus korupsi uang negara. Bachtiar Chamsyah (Menteri Sosial) yang tersandung kasus korupsi 6000 unit mesin jahit sekaligus impor sapi dengan kerugian negara Rp. 36 miliar. Kedua, Siti Fadilah Supari (Menteri Kesehatan) terjerat kasus korupsi ALKES senilai Rp. 6, 1 miliar. Ketiga, Andi Mallarangeng (Menteri Pemuda Dan Olah Raga) terlibat kasus korupsi pembangunan gedung olah raga Hambalang sebesar 4 miliar dan 550.000 dolar US. Ke-empat, Jero Wacik (Menteri SDM & Pariwisata) korupsi dana oprasional menteri senilai Rp. 5, 3 miliar. Kelima, Suryadhama Ali (Menteri Agama) korupsi dana haji dan oprasional menteri sebesar Rp. 27 miliar.

Saat ini di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, tidak kalah hebatnya sama dengan era presiden SBY, ada lima menteri yang di tunjuknya tersandung kasus korupsi, tidak tanggung – tanggung, bahkan mencapai triliunan rupiah jumlahnya. Dimulai dari Idrus Marham (Menteri Sosial) dengan kasus korupsi Proyek PLTU Riau sebesar 2, 25 miliar. Kedua, Imam Nahrawi (Menteri Pemuda Dan Olah Raga) kasus suap dan Hibah KONI sebesar 8, 3 miliar. Ketiga, Eddy Prabowo (Menteri Perikanan Dan Kelautan) kasus suap izin budi daya dan ekspor benih lobster senilai 25,7 miliar dengan total uang sitaan 52 miliar. Ke-empat, Juliari Batubara (Menteri Sosial) pengganti Idrus Marham yang sebelumny juga terjerat korupsi, Juliari terjerat kasus korupsi suap bansos Covid – 19 senilai Rp. 32, 4 miliar. Dan yang terbaru Jhonny G Plate (Menteri Komunikasi Dan Informatika) Kasus Korupsi Pengadaan BTS 4 G sebesar 8 triliun yang saat ini di tangani pihak kejaksaan agung ri. DI sini juga digunakan sistim “manipulasi “ politik reshuffle dan lepas tanggumg jawab pimpinan yang menunjuk dan menentukan.

Apa yang dapat kita petik dari perjalanan cerita para pembantu presiden tersebut,  tampak jelas tidak adanya tanggung jawab Presiden dalam hal ini sebagai Pemimpin yang menunjuk dan menentukan para pembantunya itu, bagaimana kalau pemimpin sudah lepas tanggung jawab, menteri yang harus menanggung semua kesalahan, di hukum seringan mungkin dan lanjut lah ajang politik berikutnya.

Negara Indonesia saat ini memiliki hutang kurang lebih 7000 triliun, hampir setiap pergantian Preaiden hutang negara bertambah cukup signifikan. Ini konsepnya gimana ya? Wibawa negara akan hancur, hilang, dan mati. Jika hutang negara bertamabah tiap tahunnya, mau dibawa kemana negara kita ini? Digadaikah, atau mau di berikan kepada pihak asing??? Sadarlah wahai para pemimpin? Jangan rusak bangsamu dengan beban hutang yang habis kau korupsi..

Salam Dari Redaksi

www.rajawalionline.com

Minggus Dramiki Novian

(Pimpinan Redaksi)

Related posts