Unik, Kisah Dibalik Nama Komjen Pol Agus Andrianto

Rajawalionline – Komjen Pol Agus Andrianto untuk menempati kursi jabatan Kepala Bareskrim Polri pada Kamis (18/2/2021). Penunjukkan itu berdasarkan surat telegram rahasia (STR) dengan nomor ST/318/II/2021 tertanggal 18 Februari 2021.

STR tersebut ditandatangani oleh Asisten Kapolri Bidang SDM Irjen Sutrisno Yudhi Hermawan atas nama Kapolri.

Dalam surat telegram tersebut, Komjen Pol Agus Andrianto yang kini ditunjuk menjabat sebagai Kabareskrim sebelumnya bertugas sebagai Kabaharkam Polri.

Melihat sisi lain dari kariernya, ternyata Komjen Pol Agus Andrianto menyimpan kisah unik di balik sosoknya. Dirinya mempunyai 5 saudara laki-laki yang semuanya bernama Agus.

Komjen Pol Agus Andrianto adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara dari pasangan Sukarsono-Sri Sudaryati. Ayahnya merupakan seorang pegawai negeri sipil. Terakhir menjabat sebagai camat di Kecamatan Banjarejo, Blora dan pensiun pada 1982. Dari 12 saudaranya itu terdiri atas 6 perempuan dan 6 laki-laki.

Unik sekali, semua saudaranya yang laki-laki memiliki nama Agus, sedangkan yang perempuan semuanya bernama Sri, alasan orang tuanya menyematkan nama Agus pada semua anak laki-lakinya karena nama tersebut tersirat makna yang maskulin, Kata Agus Oni Setiawan adik bungsu Komjen Pol Agus Andrianto.

Sedangkan nama Sri untuk perempuan karena menurut orangtuanya mengandung makna feminin.
“Jadi begitu alasan orang tua. Makanya kalau di keluarga, panggilan kakak itu Andri, bukan Agus.”

“Kalau Agus, semua anak laki-lakinya ada Agusnya,” ujar Agus Oni Setiawan, Jumat (19/2/2021).

Cita – cita Jadi Pegawai Kantor Pos

Walaupun memiliki nama yang sama, namun mereka memiliki jalan hidupnya masing-masing.

Agus Andrianto adalah satu-satunya yang menjadi Polisi. Padahal cita-cita masa kecilnya menjadi pegawai Kantor Pos.

“Karena memang banyak saudara yang kerja di Pos, kakak dulu juga memiliki cita-cita yang sama, kerja di Kantor Pos,” ucap Oni.

Angan – angan untuk menjadi pegawai Pos bagi Andri semakin jauh dari gapaian, setelah dia tamat dari SMA 1 Blora dan diterima di Akademi Kepolisian (Akpol). Namun demikian, Andri tidak merasa menyesal.

“Jadi beliau masuk ke Akpol itu kalau tidak keliru tahun 1986, itu menjadi kebanggaan keluarga,” ungkap Oni.

Sebelumnya dia menempuh pendidikan di SD 1 Tempelan Blora dan SMP1 Blora. Tekad Andri saat masih berstatus taruna Akpol adalah untuk membahagiakan orangtua. Namun takdir membuat Andri terpukul. Saat masih taruna tingkat II pada 1987, ibunya wafat.

“Jadi ibu tidak melihat karir Mas Andri. Kalau bapak sempat melihat kakak meniti karir di kepolisian, sebab bapak meninggal pada 2014,” terang Oni.

Saat lulus dari Akpol pada 1989, Andri bertugas pertama di Sumatera Utara. Dia menduduki jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri berpangkang komisaris jenderal.

Andri sesekali menyempatkan pulang ke Blora untuk menemui beberapa saudara kandungnya. Terakhir pulang pada 2020 kebetulan saat itu dia ada tugas di Blora.

Sewaktu pulang ke kampung halaman, dia menyempatkan diri untuk menyantap kuliner khas Blora yaitu sate ayam, Tandas Oni.

(Red)

Related posts