Jakarta, rajawalionline – Sosok Dwi Satriyo Annurogo merupakan Pria kelahiran Lawang, 13 Desember 1967. Pria yang menyelesaikan pendidikan Sarjana di Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada tahun 1991 itu, menamatkan pendidikan Magister Teknik di jurusan Teknik Kimia ITS pada tahun 2007.
Mengawali karir di PT Petrokimia Gresik pada tahun 1992 sebagai staff departemen produksi II, hingga Jabatan terakhir beliau di PT Petrokimia Gresik adalah sebagai General Manager Pabrik III. Kemudian pada 13 Januari 2016, Ia ditunjuk sebagai Direktur Produksi, Teknik dan pengembangan di PT Pupuk Iskandar Muda Aceh.
Melanjutkan kaririernya yang gemilang, pada tanggal 24 Februari 2017, Dwi Satriyo Annurogo dipercaya untuk memimpin PT Perkebunan Nusantara X sebagai Direktur Utama. Di bawah kepemimpinannya, tahun 2018 lalu PTPN X berhasil memproduksi 336.259 ton gula dengan tebu digiling sebesar 4,1 juta ton tebu. Produksi 2018 ini membuat PTPN X kembali menjadi produsen gula terbesar di Indonesia dengan kontribusi 15 persen terhadap produksi gula nasional. Dari kinerja keuangan pada tahun 2018, PTPN X tahun 2018 (audited) berhasil membukukan laba sebesar Rp 113,2 miliar melampaui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 yang ditargetkan sebesar Rp 104,6 miliar.
Selama menjabat sebagai Dirut PTPN X, Dwi telah melakukan banyak perbaikan, baik di sisi on farm maupun off farm, sehingga target-target bisa tercapai dengan baik. Di sisi on farm, pengelolaan dan monitoring lahan terus ditingkatkan ditunjang dengan penggunaan e-Farming. Sedangkan di sisi off farm, maintenance pabrik juga dilakukan secara berkala dan ditunjang dengan steam test yang dilakukan sebelum masa giling dimulai.
Pada era kepemimpinan Dwi, PTPN X banyak melakukan transformasi bisnis sekaligus mengubah persepsi publik bahwa BUMN perkebunan yang selama ini terkesan tidak memiliki daya saing dan peran yang semakin kecil dibandingkan dengan perusahaan swasta perkebunan lainnya. PTPN X bahkan menempatkan diri sebagai mitra bagi para petani binaan PTPN X. Salah satu terobosan yang dilakukan Dwi adalah memberikan jaminan kesehatan kepada 6.000 orang petani binan PTPN X melalui anak asuhanya PT Nusantara Medika Utama (NMU) dengan meluncurkan Kartu Tani Sehat.
Melalui program ini, setidaknya ada 24.000 masyarakat yang terjamin kesehatannya, melalui program PTPN X manfaat dari Kartu Tani Sehat memprioritaskan antrean rawat jalan di poli eksekutif, diskon 10 persen untuk tarif kamar rawat inap, diskon 10 persen untuk paket medical check up, diskon 5-10 persen layanan facial mesotheraphy di seluruh klinik kecantikan ESME. Selain itu, diskon 5 persen untuk layanan farmasi, laboratorium dan radiologi, diskon 10 persen layanan di Griya Battra RS Gatoel, dan gratis layanan ambulans dalam kota ketika pulang dari rawat inap.
Empat rumah sakit yang berada dibawah pengelolaan PT NMU yakni RS Gatoel Mojokerto, RS HVA Toeloengredjo, Pare, Kediri, RS Perkebunan Jember, dan RS Medika Utama Blitar, semuanya telah terakreditasi paripurna oleh KARS.
Untuk segmen usaha tebu, PTPN X melakukan transformasi dari produsen Gula Kristal Putih, menjadi Integrated Sugarcane Based Company, dimana selain memproduksi gula kristal putih dari proses pengolahan tebu, PTPN X juga mengolah tetes tebu menjadi Bio-ethanol. PTPN X juga mengembangkan unit produksi pupuk organik dari by product lumpur proses (blotong), serta bisa menghasilkan excess power dari boiler pabrik gula. Untuk tanaman tebu, PTPN X sudah bisa me-realease Varietas Unggul Baru, yaitu Varietas Tebu NX-01, NX-02 dan NX-03 yang mempunyai produktivitas dan rendemen yang tinggi serta lebih tahan terhadap hama penyakit.
Dengan kegigihan Dan kerja kerasnya, Dwi Satriyo Annurogo berhasil dalam setiap memimpin Perusahaan nya, baik dari segi Financial maupun Eksistensi Perusahaan. Alumni ITS itu, berhasil menorehkan prestasinya dengan memimpin PTPN X. Namun, Dwi sudah meninggalkan PTPN X dikarenakan adanya perubahan direksi. Saat ini, ia memimpin Petrokimia Gresik sebagai Direktur Utama nya
(Red)