rajawalionline – Saat menghadiri Halalbihalal Idul Fitri 1443H di Gedung Sarana Olahraga (SOR) Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/05/22), Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengapresiasi peran Petrokimia Gersik dalam memperkuat sektor pertanian nasional.
Syahrul Yasin mengatakan, selama dua tahun dihantam pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus tumbuh diantara banyak sektor lain yang tidak bisa tumbuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II 2020, sektor pertanian berhasil tumbuh sebesar 16,24 persen. Menurutnya, hal ini dapat terwujud berkat kontribusi Petrokimia Gresik dalam menjamin ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam sektor pertanian.
“Kalau begitu, Petrokimia Gresik ini sangat penting, apalagi sudah 50 tahun berjuang. Jadi negara Indonesia yang hebat ini, pasti ada tangan Petrokimia Gresik di dalamnya,” ujar Syahrul Yasin.
Menurut Syahrul Yasin, kinerja sektor pertanian yang tumbuh ditengah pandemi Covid-19 dapat dilihat dari peningkatan ekspor pertanian selama dua tahun terakhir. Dimana pada tahun 2020 naik 15,79% dan tahun 2021 naik lagi menjadi 38,68%. Selain itu, juga dapat dilihat dari data Nilai Tukar Petani (NTP) atau kesejahteraan petani yang sudah berada di level 109% dari target yag dicanangkan dalam APBN di level 104-105%.
Dengan kinerja pertanian yang tumbuh, produksi beras nasional juga mengalami surplus 9,63 juta ton pada akhir tahun 2021. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi impor beras, karena pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan komoditas pangan utama nasional.
“ Orang bilang kalau tidak impor beras akan menjadi bencana bagi negeri, ternyata enggak tuh, karena ada Pupuk Indonesia dan Petrokimia Gersik yang bekerja di lapangan, “ papar Syahrul Yasin.
Syahrul Yasin berpendapat, meski kinerja pertanian meningkat, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Tantangan tersebut mulai dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan, perubahan iklim yang ekstrim, hingga perang Rusia- Ukraina yang berdampak pada pasokan bahan baku pupuk.
“Kita menghadapi ancaman dunia yaitu krisis berlapis tentang pangan dan energi, maka dari itu semua produktivitas hanya bisa naik kalau pupuknya tersedia. Oleh karena itu, tentu saja dengan hati, kerjasama, kita adaptasi cuaca, kita sesuaikan pupuknya, dan Petrokimia Gresik adalah perusahaan andalan karena Insan Petrokimia Gresik sangat kuat kerja samanya,” terang Mentan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa Petrokimia Gresik yang akan memasuki gold anniversary memiliki sejarah panjang dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Petrokimia Gresik menjadi pioneer dalam sejumlah teknologi pertanian, diantaranya pertama di Indonesia yang memproduksi pupuk phosphate tahun 1979, kemudian pupuk NPK (2000), pupuk organik granul (2005), dan pupuk organik cair (2021).
“Petrokimia Gresik akan terus berinovasi untuk mendukung pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Di usia 50 tahun ini, Petrokimia Gresik akan meluncurkan sejumlah produk inovasi yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam upaya meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Besarnya dukungan Petrokimia Gresik terhadap ketahanan pangan nasional juga dapat dilihat dari kontribusinya dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, dimana pada tahun 2022, Petrokimia Gresik menyuplai sekitar 54 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi nasional.
“Dalam pelaksanaannya, Petrokimia Gresik selalu siap menjalankan amanah pemerintah, termasuk penyesuaian kebijakan subsidi nantinya,” tandas Dwi Satriyo.
(Red)