Curiga Ada Permainan Dalam Distribusi Kebutuhan Obat, Kajari Taput Meminta Dinkes Ajukan Pasokan Obat

Tapanuli Utara, rajawalionline – Jajaran Kejaksaan Negeri (Kejari) Tapanuli Utara (Taput) mencurigai adanya permainan dalam distribusi dan penyaluran obat-obatan yang mendukung kebutuhan penanganan isolasi mandiri (isoman) Covid-19.

Dalam hal itu Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Taput, Much. Suroyo didampingi Kepala Seksi Intelijen Mangasi Simanjuntak mengatakan adanya dua pegawai Kejari Taput yang menjalani isoman) Covid-19 namun kesulitan memperoleh obat-obatan pendukung.

“Kemarin kita minta obat sulit sekali. Minta obat namun hanya multi vitamin saja. Obat pendukung untuk obat membantu Isoman sulit sekali diperoleh. Kita bahkan sudah cari digudang farmasi dan seluruh apotek yang ada, tapi tidak ada juga,” kata Suroyo, Senin (2/8/21).

“Saya kira ini ada permainan obat, biar obatnya itu laku beberapa kali lipat dari harga yang seharusnya dibeli. Ini mungkin bisa dijual melampau harga,” ucap Suroyo menambahkan.

Kajari menilai, kecurigaan ini dilihat dari sulitnya mendapat dan memperoleh obat, khususnya untuk kebutuhan pendukung pasien yang sedang menjalani isoman.

Menurut Suroyo, di balik kesulitan mendapatkan obat tersebut, ada saja pihak yang bisa mendapatkan dan membeli obat secara sendiri-sendiri di pasaran. Sedangkan bagi orang yang kurang mampu tidak akan memperoleh obat tersebut di pasaran.

“Ini kita lihat dari sebagian ada yang bisa membeli obat di pasaran dewe-dewe(sendiri-sendiri). Coba ditanya orang-orang kaya, kalau dia bisa beli obatnya, tapi kita nyatanya sudah cek ke seluruh apotek dan gudang farmasi tapi tidak ada, yang ada hanya vitamin-vitamin saja. Kita curiganya di situ,” terang Kajari Tapit itu.

Lebih lanjut Suroyo menjelaskan, dengan kondisi seperti ini, masyarakat kecil yang sedang menjalani isoman Covid-19 nantinya akan sulit memperoleh bantuan obat pendukung.

“Dia nyari obatnya kemana paling obat tradisional jahe dan madu, padahal masyarakat sekarang kan sudah punya kartu BPJS,” tambah Suroyo.

Selain sulit memperoleh obat, fasilitas kesehatan lainnya seperti tabung oksigen juga langka di Taput.

“Tabung oksigen juga langka banget di Tapanuli Utara ini,” papar nya.

Karenanya, Jajaran Kejari akan menyampaikan berbagai temuan ini dalam rapat tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tapanuli Utara.

Kajari meminta pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Taput agar mengajukan pasokan obat-obatan penunjang penanganan Covid-19 ke farmasi yang ada Provinsi Sumatera Utara.

“Saya minta dinas kesehatan juga mengajukan ke farmasi yang ada provinsi supaya dipasok obat-obatan yang menunjang penanganan covid dan bisa dipakai oleh masyarakat yang sedang isoman,” pungkas Suroyo.

(Red)

Related posts