Wujudkan Hilirisasi Industri, Petrokimia Gresik Terus Dorong PII

Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik saat menjadi narasumber kegiatan persatuan insinyur Indonesia Kabupaten Gresik (Foto : Istimewa)

GRESIK, rajawalionline – Untuk mewujudkan hilirisasi industri guna menyongsong percepatan swasembada pangan, PT Petrokimia Gresik terus mendorong persatuan insinyur Indonesia (PII) untuk terus berkontribusi untuk bangsa.

Prihal tersebut diungkapkan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo saat menjadi pembicara seminar nasional yang diselenggarakan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kabupaten Gresik, di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu.

Read More

Dwi Satriyo menyampaikan, hilirisasi dan percepatan swasembada pangan saat ini menjadi fokus Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk masa depan Indonesia.

Untuk itu, Petrokimia Gresik berkomitmen mewujudkan prioritas tersebut, dengan senantiasa mengedepankan implementasi industri hijau.

” Kita memiliki cukup banyak insinyur. Saya berharap para insinyur ini semakin banyak berkolaborasi dengan Petrokimia Gresik untuk menyukseskan program hilirisasi industri dan mempercepat swasembada pangan. Insinyur memiliki peranan penting dalam menciptakan inovasi yang relevan dengan industri pertanian dengan tetap mengedepankan industri hijau, ” ungkap Dwi Satriyo dalam seminar bertajuk ” Transformasi Menuju Pembangunan Hijau, Ketahanan Pangan, Industri Hijau dan Dekarbonisasi. “

Dwi menjelaskan, hilirisasi industri memiliki peranan strategis. Hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah bagi sebuah komoditas, dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, serta menghilangkan ketergantungan industri nasional pada impor, sehingga menciptakan kemandirian bangsa.

Adapun strategi hilirisasi yang dijalankan Petrokimia Gresik diantaranya dijalankan untuk produk sekunder gipsum. Gipsum merupakan produk samping dari Pabrik Asam Fosfat (phosphoric acid).

Gipsum yang dihasilkan Petrokimia Gresik tidak termasuk golongan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor SK.238/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2021, Red).

Petrokimia Gresik berupaya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan gipsum menjadi produk bernilai tambah bagi pertanian dan industri nasional.

Diantaranya, untuk pembuatan pupuk ZA yang dapat meningkatkan produktivitas tebu, pupuk Petro-Cas untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga melakukan hilirisasi gipsum menjadi Neutralized Crude Gypsum (NCG) dan Purified Gypsum.

Dwi menerangkan, produk NCG dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bata ringan, plasterboard.

Sementara Purified Gypsum diproduksi untuk mendukung kemajuan industri semen nasional, yaitu sebagai bahan penolong.

” Hilirisasi dari produk ini ternyata mampu mendorong program percepatan swasembada pangan nasional serta mendukung kemajuan industri nasional. Pemanfaatan gipsum ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, karena kepedulian terhadap lingkungan menjadi instrumen penting bagi keberlangsungan perusahaan, “ terang Dwi Satriyo.

Baru-baru ini, Petrokimia Gresik juga berinovasi mengubah Urea granul menjadi Urea nano sebagai langkah mengoptimalkan program Petrokimia Gresik Smart Precision Farming (Petro Spring) yang diinisiasi perusahaan untuk pertanian modern dan presisi.

Dengan harapan, produktivitas pertanian nasional dengan sistem modern ini dapat terus ditingkatkan produktivitasnya.

” Inovasi-inovasi yang telah dijalankan Petrokimia Gresik ini juga berkat dukungan para insinyur yang ada di perusahaan. Saya berharap kontribusi ini terus ditingkatkan untuk kemajuan pertanian Indonesia dan kemandirian industri nasional menyongsong Indonesia Emas 2045, ” tandasnya.

(Red)

Related posts