Medan, rajawalionline – Lima nama calon Kapolri yang diajukan Kompolnas sudah masuk ke Istana Presiden RI, rumor tentang calon pimpinan Polri pengganti Kapolri Jenderal Pol Idham Azis semakin menghangat.
Menanggapi hal itu, Ketua Pemuda Mitra Kamtibmas (PMK) Sumatera Utara (Sumut), Rajamin Sirait menyatakan, jika dilihat dari rekam jejak selama bertugas, Komjen Pol Agus Andrianto merupakan sosok yang sangat pantas menjadi Kapolri.
Menurut Rajamin, Perwira tinggi Polri tersebut memiliki rekam jejak yang sangat mumpuni. Tak hanya mampu mengungkap kasus kasus pelik, tapi sejak menjadi Kapolsek pun sudah dicintai oleh masyarakat saat bertugas.
“Saya merasa sangat pantas beliau memimpin Polri, karena rekam jejaknya sangat mumpuni. Banyak kasus kasus besar di Sumut yang teratasinya secara baik. Rekam jejak yang terpenting adalah, dia mampu mengayomi masyarakat sejak masih menjabat sebagai kapolsek. Ini catatan sangat penting, karena beginilah polisi sesungguhnya kita harapkan. Dicintai masyarakat,” ujar Rajamin Pada akhir bulan Desember 2020 lalu.
Rajamin mengungkapkan, sebagai mitra Polri dirinya mengikuti rekam jejak semua mantan Kapolda Sumut, termasuk Jenderal Sutanto. Dan banyak ilmu yang diterima Komjen Agus dari mantan Kapolri tersebut. Dia berkata, banyak peristiwa besar dan menggemparkan diselesaikan Komjen Agus.
Salah satu contoh, bentrok berdarah Nommensen pada 2000 silam. Saat itu, Agus menjabat Kasat Reskrim. Kapolda Sumut kala itu, Jenderal Sutanto, memberikan wewenang penuh mengusut kejadian tersebut. Karena ekses tragedi bentrok itu dua mahasiswa meninggal dunia.
“Mas Agus mampu mengurai akar permasalahan peristiwa. Saya juga dilibatkan ketika itu. Hasilnya, peristiwa itu bukan sebuah tindakan yang salah, tapi merupakan salah satu ekses kejadian brutal,” terang Rajamin.
Selain itu, Agus Juga pernah menangani peristiwa saat teror bom gereja menghantui warga Medan. Terornya beruntun dari satu gereja ke gereja lain. Komjen Agus, salahsatu orang yang berhasil melakukan pencegahan, sehingga tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Padahal ketika itu belum ada pengetahuan soal bom.
Atas instruksi yang diberikan Jenderal Sutanto, mantan Kapolsek Sumbul itu lantas mengambil tindakan pencegahan. “Dengan membuat sekat-sekat dan mengoptimalkan patroli serta tindakan-tindakan lain, sehingga teror bom parsel itu tidak terjadi,” kilas balik oleh Rajamin.
Rajamin menilai, Sumut ketika itu lolos dari ancaman pecahnya konflik horizontal. “Itukan merupakan keberhasilan kerja beliau (Agus),” tambahnya.
Kemudian Agus dimutasi ke Jawa Timur, keduanya jarang bertemu. Namun sepengetahuan Rajamin, disana, Komjen Agus menemui guru sekaligus bapak baginya. Karakter Agus, diakuinya, meng-copy paste mantan Kapolri Jenderal Sutanto.
Saat menjabat sebagai Dirtipidum Mabes Polri pun, Agus menunjukkan kualitasnya sebagai penegak hukum yang mengedepankan profesionalitas. “Kasus Ahok juga beliau yang menangani, dan hasilnya berhasil diselesaikan secara bijak,” ungkap Rajamin.
Agus juga dinilai berhasil mengamankan Pilpres 2019 lalu. Sebelumnya, Agus menjabat Wakapolda Sumut. Dia berperan sebagai waka yang baik hingga akhirnya diamanahi jabatan Kapolda.
“Dialah orang pertama yang jadi Kapolda dari waka. Tugas berat selanjutnya, sebagai Kapolda, adalah penyelenggaraan Pilpres. Itupun berhasil dan berlangsung aman, tidak ada gangguan dan konflik,” sebut Rajamin.
Agus mampu membuat polsek sejajaran Polda Sumut bersikap netral dan kompak, kala Pilpres. Pendekatan kepada masyarakat dan komunitas yang digalang Agus untuk menciptakan kamtibmas pun patut diacungi jempol.
Poin Plus Agus lainnya adalah, mampu menekan angka kejahatan di masyatakat. Contohnya, di Sumbul. Agus mampu menghidupkaan perpolisian masyarakat.
“Ini hebatnya beliau. Masyarakat diajarkan untuk menjadi polisi pada diri sendiri. Ini yang sebenarnya diperlukan, karena rasio jumlah polisi dengan masyarakat sangat terbatas. Jadi, ajarkan agar masyarakat menjadi polisi bagi dirinya sendiri,” terang Rajamin.
Lebih lanjut Rajamin memaparkan, hasil maksimal perangkulan yang dilakukannya terhadap masyarakat, saat meninggalkan jabatan sebagai Kapolsek di Sumbul, Dairi, Sumut, saat itu Agus diantar oleh tokoh masyarakat ke tempat dinasnya yang baru.
“Bayangkan, saat masih Kapolsek saja beliau sudah membuat masyarakat mencintainya sebagai polisi, itu dibuktikannya hingga beliau menjadi Kapolda. Penjaga mesjid, bilal mayat, tukang becak, semua merasa senang atas sikap beliau,” ungkap Rajamin.
Rekam jejak keberhasilan tersebut, Rajamin menilai Komjen Agus Andrianto pantas dan patut menjadi Kapolri. Meski dia mewanti-wanti bukan kapasitasnya menetapkan siapa Kapolri nantinya.
Keberhasilan seorang Agus Andrianto itu sebetulnya dapat dijadikan tonggak awal untuk membenahi independensi Polri ke depan. Rakyat berharap pada kepemimpinannya. Polri punya wajah baru yang menjunjung tinggi nilai integritas dan menjadikan masyarakat sebagai hukum tertinggi.
(Adji)